Minggu, Januari 11, 2009

Pendidikan Kita

Mari para pemerhati pakar pendidikan dan jiwa2 yang dipenuhi dgn keikhlasan kita disini menunjukkan pada para penguasa negeri utk kembali berkumpul membahas akan arti pentingnya pendidikan kita.

Yg penting bisa baca tulis, cukup buat kami, toh nanti kerja juga ke laut cari ikan, anak perempuan yg penting bisa merawat tubuh mandi teratur dan pake lulur tiap hari nanti juga dapat jodoh org kaya, kembali ke zaman dulu aja dech, ngga pusing2 mikirin cita2, biar org2 kaya yg punya duit aja yg pinter toch ngga ada yg protes mereka punya biaya utk sekolah.

Jumat, November 28, 2008

Daftar Produk Susu China Yang Dilarang

Lagi-lagi & LAGI
1 lg kt kcolongan. udah lama dikonsumsi koq baru tau kalo itu ada racunnya. Kt musti liat dulu korbannya baru kita periksa. mengerikan!!! OK2... Kita catet produc2 yg di HEG

ASAL MULA SA-IJAAN

Hikayat Sa-Ijaan dan Ikan Todak

Singkat cerita, pada zaman dahulu, ada seorang Datu sakti mandraguna sedang bertapa di tengah laut. Namanya, Datu Mabrur. Ia bertapa di antara Selat Laut dan Selat Makassar. Maksud pertapaannya itu adalah memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah pulau. Jika dikabulkan, pulau itu akan menjadi tempat bermukim bagi anak-cucu dan keturunannya, kelak.

Di malam hari, ada kalanya tubuh Datu Mabrur seakan membeku. Cuaca dingin, angin, hujan, embun dan kabut menyelmuti tubuhnya. Siang hari, terik matahari membakar tubuhnya yang kurus kering dan hanya dibungkus sehelai kain. Ia tidak pernah makan, keuali meminum air hujan dan embun yang turun.

Di hari terakhir pertapaannya, ketika laut tenang, seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari permukaan laut dan terbang menyerangnya.Tanpa beringsut dari tempat duduk maupun membuka mata, Datu Mabrur menepis serangan mendadak itu. Akhirnya, ikan itu terpelanting dan jatuh kembali ke air. Demikian berulang-ulang. Sementara, di sekeliling karang ribuan ikan mengepung, memperlihatkan gigi mereka yang panjang dan tajam. Seakan prajurit ikan yang siap tempur.

Pada serangan terakhir, ikan itu terpelanting jatuh persis saat Datu Mabrur membuka matanya.
“Hai, ikan! Apa maksudmu mengganggu samadiku? Ikan apa kamu?
“Aku ikan todak, Raja Ikan Todak yang menguasai perairan ini. Samadimu membuat lautan bergelora. Kami terusik, dan aku memutuskan untuk menyerangmu. Tapi, engkau memang sakti, Datu Mabrur. Aku Takluk..,” katanya, megap-megap. Matanya berkedip-kedip menahan sakit. Tubuhnya terjepit di sela karang yang tajam.
“Jadi itu rakyatmu?” Datu Mabrur menunjuk ribuan ikan yang mengepung karang.
“Ya, Datu. Tapi, sebelum menyerangmu tadi, kami telah bersepakat. Kalau aku kalah, kami akan menyerah dan mematuhi apa pun perintahmu.”

Demikianlah. Di hari terakhir pertapaannya, Datu Mabrur belum diberi tanda-tanda bahwa permohonannya akan dikabulkan. Sejauh mata memandang, yang tampak hanya birunya laut, keluasan samudera dan cakrawala. Datu Mabrur kemudian menolong raja ikan Todak. Menyembuhkan lukanya. Saat Datu Mabrur ditawari istana bawah laut yang terbuat dari emas dan permata, dilayani ikan duyun dan gurita, Datu Mabrur menolaknya. Kepada raja ikan Todak, ia sampaikan maksud pertapaannya itu. Betapa terkejutnya Datu Mabrur ketika raja ikan Todak justru menyanggupi keinginannya itu.
“Aku takkan berdusta. Ini sumpah raja!”
Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Datu Mabrur mengangkat raja ikan Todak itu dan mengembalikannya ke laut.
“Sa-ijaan!” seru raja ikan.
“Sa-ijaan!” sahut Datu Mabrur.
Sebelum tengah malam, sebelum batas waktu pertapaannya berakhir, Datu Mabrur dikejutkan oleh suara gemuruh yang datang dari dasar laut. Di bawah permukaan air, ternyata jutaan ikan dari berbagai jenis mendorong dan memunculkan daratan baru itu dari dasar laut. Sambil mendorong, mereka serempak berteriak, “Sa-ijaan! “Sa-ijaan! “Sa-ijaan..!”
Datu Mabrur tercengang di karang pertapaannya. Raja ikan Todak telah memenuhi sumpahnya. Datu Mabrur senang dan gembira. Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Sang Pencipta, ia menamakannya Pulau Halimun.
Alkisah, Pulau Halimun kemudian disebut Pulau Laut. Sebab, ia timbul dari dasar laut dan dikelilingi laut. Sebagai hikmahnya, kata sa-ijaan dan ikan todak dijadikan slogan dan lambang Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Kalimatantan Selatan.

Kisah ini diambil dari buku yang baru Hikayat Sa-Ijaan dan Ikan Todak (cerita Rakyat dari Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan).

Jumat, Oktober 03, 2008

Salam Persahabatan

Alhamdulillah, semoga blog ini bermanfaat untuk kita semua sebagai wadah yang nantinya mampu menampung segala uneg dan jalan keluar menciptakan yang terbaik untuk kemajuan pendidikan di daerah kita. Saran dan masukan dari anda yang mengklik blog ini sangat kami harapkan terutama sekali bagi akademisi yang sedang menuntut ilmu di daerah lain, tidak menutup kemungkinan bagi anda memiliki konsen terhadap dunia anak dan pendidikan. Demikian kencangnya arus pola pendidikan anak - anak kita dan berbagai metoda pengajaran yang membuat segalanya menjadi mudah namun tentunya ada kendala yang membuat segalanya belum berjalan sebagaimana diharapkan. Terimakasih yang telah menyempatkan waktu dan segalanya untuk andil dalam blog ini.

Selasa, September 30, 2008

PEMUDA HARAPAN